Musibah memang selalu tidak mengenakkan bagi siapa saja. Begitu pula yang dialami oleh saudara kita di Haiti. Membicarakan soal gempa, saya jadi teringat dengan musibah yang sama beberapa tahun lalu di kampung halaman, Klaten. Gempa Yogya dan sekitarnya itu, meratakan rumah kami dengan tanah, seperti yang terlihat pada gambar di atas.
Di Indonesia sendiri, juga terjadi beberapa gempa, seperti yang baru-baru ini adalah di Tasikmalaya dan di Padang. Benar-benar musibah yang tidak dapat dihindari.
Mengapa gempa di Haiti begitu parah? Disebut-sebut sebagai gempa terbesar sepanjang sejarah, dengan kekuatan di atas 7 skala richter, memporakporandakan seluruh kota tanpa ampun.
Geolog bahkan memperkirakan masih akan ada lagi gempa susulan yang lebih dahsyat dikarenakan pelepasan energi belum sempurna. Semoga saja perkiraan ini tidak benar.
Tiga alasan utama yang menyebabkan begitu banyaknya korban gempa di Haiti disebutkan karena:
1. Sumber gempa episentrumnya dangkal. Sehingga tidak memungkinkan adanya peringatan dini kepada masyarakat. Berbeda jika sumber episentrumnya jauh, ada jeda waktu yang bisa digunakan untuk memberikan peringatan.
2. Struktur tanah di bawah kota bukan terdiri dari batu, melainkan tanah liat, sehingga pada saat terjadi gempa tanah langsung amblas.
3. Kualitas bangunan tidak begitu baik. Bangunan-bangunan yang ada belum memiliki struktur yang mampu menahan goncangan gempa.
Gempa adalah rahasia semesta alam. Yang bisa dilakukan untuk pencegahan adalah dengan membuat struktur bangunan yang tahan atau mampu menahan goncangan gempa.
Kita hanya bisa berharap, semoga warga Haiti segera mendapatkan pertolongan, mampu membangun kembali kotanya yang telah hancur, meskipun perlahan.
Sekaligus tulisan ini menjadi renungan buat Black Community, dan penggemar Djarum Black pada umumnya di luar sana; "Apa yang bisa kita perbuat untuk membantu?"
Minimal, kita kirimkan do'a. Bukan begitu para peserta Djarum Black Blog Competition?
Gambar dari: BBC Indonesia.
